Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump menyarankan para pendukung kepemilikan senjata untuk berbuat sesuatu jika Hillary Clinton terpilih menjadi presiden AS. Trump selama ini dikenal mendukung kepemilikan senjata api bagi warga AS.
Koran the Daily Mail melaporkan, Jumat (12/8), Trump menyerukan para pendukung kepemilikan senjata mempertahankan undang-undang Amandemen Kedua yang memperbolehkan warga memiliki senjata api. Clinton dalam kampanyenya selama ini selalu menyatakan dia akan menghapus undang-undang itu untuk memperketat kepemilikan senjata api di Negeri Paman Sam.
"Hillary ingin menghapus Amandemen Kedua. Kalau dia bisa memilih hakim agung maka tidak ada yang bisa kalian lakukan," ujar Trump.
Setelah itu dia menambahkan, "Jika hal itu terjadi maka itu akan menjadi hari yang buruk."
Pernyataan Trump yang demikian itu ditafsirkan sebagai ancaman pembunuhan bagi Hillary. Trump dituding menganjurkan orang untuk membunuh Hillary jika dia terpilih jadi presiden.
Para pendukung Hillary menyerang Trump dengan mengatakan 'raja properti' AS itu menyuruh orang-orang yang punya senjata api untuk mengangkat senjata untuk membunuh Clinton dan hakim agung.
"Apa yang diucapkan Trump itu berbahaya," ujar Robby Mook, ketua kampanye Clinton dalam pernyataannya.
"Seseorang yang ingin menjadi presiden AS seharusnya tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apa pun."
Senator Elizabeth Warren asal Negara Bagian Massachusetts, mengecam pernyataan Trump itu di media sosial Twitter.
"Trump membuat ancaman pembunuhan karena dia orang pengecut yang tidak bisa menerima kalau dia akan dikalahkan oleh seorang perempuan," ujarnya.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi WNCN di North Carolina, Trump membantah dia menyarankan kekerasan.
"Oh, tidak, tidak. Itu soal kekuasaan politik," kata dia.
Koran the Daily Mail melaporkan, Jumat (12/8), Trump menyerukan para pendukung kepemilikan senjata mempertahankan undang-undang Amandemen Kedua yang memperbolehkan warga memiliki senjata api. Clinton dalam kampanyenya selama ini selalu menyatakan dia akan menghapus undang-undang itu untuk memperketat kepemilikan senjata api di Negeri Paman Sam.
"Hillary ingin menghapus Amandemen Kedua. Kalau dia bisa memilih hakim agung maka tidak ada yang bisa kalian lakukan," ujar Trump.
Setelah itu dia menambahkan, "Jika hal itu terjadi maka itu akan menjadi hari yang buruk."
Pernyataan Trump yang demikian itu ditafsirkan sebagai ancaman pembunuhan bagi Hillary. Trump dituding menganjurkan orang untuk membunuh Hillary jika dia terpilih jadi presiden.
Para pendukung Hillary menyerang Trump dengan mengatakan 'raja properti' AS itu menyuruh orang-orang yang punya senjata api untuk mengangkat senjata untuk membunuh Clinton dan hakim agung.
"Apa yang diucapkan Trump itu berbahaya," ujar Robby Mook, ketua kampanye Clinton dalam pernyataannya.
"Seseorang yang ingin menjadi presiden AS seharusnya tidak mendukung kekerasan dalam bentuk apa pun."
Senator Elizabeth Warren asal Negara Bagian Massachusetts, mengecam pernyataan Trump itu di media sosial Twitter.
"Trump membuat ancaman pembunuhan karena dia orang pengecut yang tidak bisa menerima kalau dia akan dikalahkan oleh seorang perempuan," ujarnya.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi WNCN di North Carolina, Trump membantah dia menyarankan kekerasan.
"Oh, tidak, tidak. Itu soal kekuasaan politik," kata dia.
ConversionConversion EmoticonEmoticon